semangat belajar.......

kesulitan bukan kendala, tapi tantangan.....

Kamis, 08 Maret 2012

diantara 4 gaya belajar ini...... mana yang termasuk gaya belajar anda?????

- Setiap orang pasti memiliki preferensi mengenai gaya belajar yang dinilai efektif dan menguntungkan bagi dirinya. Ada yang tipe auditori atau lebih efektif dengan mendengarkan, visual, logis, sosial, soliter, atau pun gaya taktil. Terkadang, gaya-gaya belajar yang diterapkan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. Sangat memungkinkan juga, bagi seseorang yang "doyan" belajar, akan mengeksplorasi dan mengembangkan gaya belajarnya sehingga lebih bisa menemukan yang paling cocok untuk digunakan.

Mari mengenali, kira-kira seperti apa gaya belajar Anda dan mengevaluasinya, apakah sudah efektif?

Gaya visual
Pembelajar dengan gaya visual akan lebih baik menyerap informasi yang didapatkan melalui gambat, video, graifs, dan teks buku. Orang-orang dengan tipe ini akan mendapatkan keuntungan ketika informasi disajikan melalui proyektor, papan tulis, dalam sebuah kertas, atau buku.

Penyuka gaya visual biasanya selalu memastikan catatan yang mereka buat dengan detil, dan selalu menyediakan waktu ekstra hanya untuk mereview kembali informasi yang didapatnya dengan membaca buku.

Seringkali, pembelajar gaya visual juga membuat sebuah gambar dan diagram ketika mencoba untuk memahami suatu subjek.

Gaya auditori
Pembelajar dengan gaya auditori akan merasa lebih efektif menyerap informasi hanya dengan mendengarkan materi yang dipresentasikan dosen atau pembicara, melalui rekaman suara, dan bentuk lain dari komunikasi verbal.

Ketika seorang dengan gaya visual lebih nyaman dengan membaca buku atau menyaksikan melalui video, maka pembajar auditori merasa lebih baik dengan menghadiri sebuah kelas perkuliahan untuk mendengarkan langsung dari sang dosen.

Gaya taktil
Pembelajar dengan tipe taktil akan menyimpan informasi dengan baik jika turut terlibat dan berpartisipasi, sehingga ia bisa bergerak dan melakukan sentuhan langsung. Pembelajar tipe ini juga dikenal dengan pembelajar tipe kinestetik.

Contoh dari gaya ini, biasanya bagi para siswa yang belajar bidang otomotif. Mereka akan mampu memelajari lebih baik dengan langsung mengutak-atik mobil daripada duduk di kelas mendengarkan dosen atau membaca buku. Lainnya, akan sangat antusias ketika ditugaskan untuk melakukan percobaan di laboratorium.

Gaya logis
Seseorang yang unggul dalam matematika dan memiliki keterampilan yang kuat penalaran logis biasanya masuk kategori pembelajar logis. Mereka melihat pola cepat dan memiliki kemampuan yang tajam untuk menghubungkan informasi yang tampaknya tidak masuk akal bagi orang lain.

Pembelajar gaya logis akan menyimpan informasi dengan lebih baik melalui gambaran koneksi yang dibuatnya setelah mengorganisir segala informasi yang didapat.

Gaya sosial
Pembelajar gaya sosial biasanya unggul dalam menulis dan kemampuan komunikasi verbalnya. Orang-orang dengan tipikal ini akan gampang berbicara dengan orang lain dan sering memahami perspektif mereka. Oleh karena itu, tak jarang orang akan meminta nasehat dari para pembelajar gaya sosial ini. Mereka juga dikenal bisa bekerja baik dalam kelompok dan menyukai berkonsultasi dengan guru secara individual.

Gaya soliter
Pembelajar gaya soliter biasanya lebih suka bekerja sendiri dalam bentuk yang lebih privasi. Mereka tidak tergantung kepada orang lain atau mengharapkan bantuan orang lain dalam memecahkan masalah studinya.

Orang dengan tipe ini akan menganalisa apa yang mereka pelajari dengan preferensi dan metode sendiri. Dengan kesenangannya bekerja sendiri, sangat memungkinkan mereka akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan.

Nah, untuk menentukan mana gaya terbaik dan efektif bagi Anda dalam menyerap informasi yang didapat selama proses yang belajar, temukan gaya yang bisa membuat Anda nyaman. Ketepatan gaya dalam belajar akan bermanfaat dalam mendukung kesuksesan belajar dan masa depan Anda!

sulit belajar....????? ini solusinya....

 - Setiap orang memiliki tantangan tersendiri dalam menjalani masa studinya. Ada yang lancar-lancar saja dalam berbagi waktu untuk belajar, ada pula yang mengalami hambatan. Bagaimana kalau selama ini selalu mengalami kesulitan dalam belajar? Permasalahannya, bisa saja karena susah berkonsentrasi atau menyiasati waktu belajar di antara segudang kesibukan.

Beberapa tips berikut ini mungkin bisa diterapkan dan membantu Anda mencari jalan keluar dari problem belajar yang Anda hadapi:

a.    Pilih tempat yang tenang agar Anda dapat belajar dengan rileks
b.    Pilih satu waktu khusus untuk belajar setiap hari. Jangan ubah waktu belajar tersebut!
c.    Jauhi kebisingan dan gangguan yang membuat Anda sulit untuk belajar
d.    Mintalah bantuan/dukungan kepada keluarga dan teman saat Anda sedang belajar
e.    Belajarlah untuk berkata “Tidak” pada hal-hal yang kiranya mengganggu, seperti telepon, teman, pekerjaan rumah, atau televisi
f.    Pasang benda yang bertuliskan “DO NOT DISTURB” pada gagang/depan pintu kamar, ketika Anda sedang belajar
g.    Luangkan waktu yang cukup untuk Anda beristirahat
h.    Blok waktu Anda selama 50menit untuk belajar
i.    Kelola waktu pada siang hari Anda untuk belajar sedapat mungkin
j.    Bebaskan pikiran Anda dari semua ingatan yang kiranya bisa mengganggu belajar Anda
k.    Berikan waktu luang sejenak untuk beristirahat

Jika saran tersebut masih belum bisa mempermudah Anda dalam belajar, maka cobalah untuk memikirkan strategi lain. Misalnya, belajar kelompok bersama teman-teman. Setelah itu, cobalah pilih mana yang lebih memudahkan Anda berkonsentrasi dalam belajar, sendiri atau berkelompok. Semoga sukses!

peran orangtua dukung keberhasilan belajar anak

- Orangtua juga memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan studi sang anak. Tak bisa hanya menuntut anak berprestasi, tanpa memberikan dukungan yang bisa memotivasi anak, terutama saat belajar. Apa saja yang bisa dilakukan orangtua?

1. Kunjungi sekolah dan berinteraksilah dengan gurunya untuk mengetahui perkembangan studi anak.

2. Selalu berbicara secara terbuka dengan anak, jangan membuat jarak. Buatlah mereka merasa nyaman untuk berbagi masalah dengan Anda. Jangan terlalu menyalahkan anak jika mereka memiliki kekurangan dalam studi atau tidak memenuhi harapan Anda. Lebih baik membangun kepercayaan dirinya. 

3. Bantu anak dalam membuat jadwal belajar mereka, disertai komitmen bersama. Biarkan anak menentukan jadwal belajar yang nyaman untuknya.

4. Bicaralah dengan anak dan cobalah membuat mereka sadar akan pentingnya belajar, serta menjaga cara belajar mereka.

5. Izinkan mereka juga untuk tetap memiliki waktu bermain, menonton TV, serta mengizinkan mereka mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Ini akan menumbuhkan perkembangan kepribadian anak Anda.

6. Perhatikan jenis makanan yang Anda berikan kepada anak saat mereka tengah menghadapi ujian. Hal ini akan berpengaruh pada fisik dan tingkat konsentrasi mereka. Hindari makanan seperti kentang atau tapioka, makanan pedas, gorengan yang mengandung asam lemak. Sebaliknya, berikan susu, madu, cokelat yang mengandung kokoa di dalamnya, dan makanan sehat lainnya.Jangan lupa mengatur pola tidur mereka, minimal 6jam di malam hari.

7. Saat anak akan berangkat ke sekolah untuk menghadapi ujian, buatlah mereka merasa senang.

Jumat, 17 Februari 2012

dongeng.....

Dongeng Burung Rajawali dengan Burung Merpati

Tersebutlah ada seorang juragan yang memelihara segala jenis burung.Setiap Burung diperlakukan berbeda oleh Sang Juragan.Ada Burung yang sangat diperlakukan istimewa di banding dengan burung-burung pelliharaannya yang lain itulah burung rajawali.Burung Rajawali ditempatkan di kandang yang sangat luas.Di dalamnya terdapat tempat tidur yang terbuat dari anyaman daun dan jerami untuk burung rajawali.Burung Rajawali pun diberikan makan paling banyak di antara burung-burung lain yaitu daging 1 ekor kerbau.Burung rajawali juga memiliki isteri burung merak yang paling cantik dibandingkan dengan burung-burung lain.Hal itu membuat burung-burung lain menjadi iri.
Tapi..suatu hari burung rajawali itu mengeluh tidak mau makan dan tidur.Rupanya burung rajawali itu tidak merasa bahagia. Dia menjadi sangat iri melihat burung merpati yang walaupun kandangnya kecil dan makannya sedikit,tempat tidurnya pun tidak seempuk tempat tidur burung rajawali apalagi isterinya tidak begitu cantik tapi burung merpati selalu bahagia.
Suatu hari burung rajawali bertanya pada burung merpati
Mengapa kamu terlihat sangat bahagia dengan hidupmu yang seperti itu sementara aku yang punya segalanya sedikit pun tidak?? tanya burung rajawali
Kenapa ya..??burung merpati itu juga sedikit bingung
lalu tiba-tiba muncullah burung hantu yang arif dan bijaksana.Dia pun menjawab pertanyaan burung rajawali
Jawabannya ada pada dirimu sendiri.Munkin kamu kurang mensyukuri apa yang kamu peroleh,lalu kamu juga tidak pernah berbagi dan membahagiakan orang lain sehingga kamu tidak menemukan kebahagiaan sesungguhnya!jawab burung hantu
oh iya,benar juga!!
cukup sekian dulu kisahnya.lalu bagaimana dengan Anda?apakah anda adalah orang yang memiliki segalanya.Punya mobil,rumah,harta yang melimpah ruah,dan isteri yang cantik.apakah Anda merasa bahagia atau tidak?

Mungkin saya bisa berikan sedikit tips bagaimana menjadi orang yang berbahagia.yaitu:
1.Bersyukur kepada Tuhan terhadap apa yang kita punya.Sekecil apapun itu kita harus mensyukurinya.Maka kita akan merasa bahagia dengan segala keadaan yang kita punya.Ingat!masih banyak orang yang kurang beruntung dibanding kita
2.Penting sekali Untuk membahagiakan dan berbagi dengan orang lain.Perhatikan orang-orang di sekitar kita bahagiakanlah mereka yang merasa kurang bahagia,Dengan berbagi apa yang kita punya mulai dari harta kita pikiran dan waktu kita.Dengan melihat orang lain bahagia maka kita juga pasti bahagia.Dan yang terpenting suatu saat nanti tiba saatnya bagi kita untuk dibahagiakan oleh orang lain
3.Mendekatlah kepada Tuhan.Dengan mendekat kepada Tuhan hati kita akan merasa tentram.Segala permasalahan kita apakah kita sedang bahagia atau lagi bersedih kembalikan semuanya pada Tuhan semata.
Mudah-mudahan dengan melaksanakan ketiganya kita bisa menjadi orang yang sangat berbahagia di dunia ini..

kutipan.....

Kutipan Favorit

Dulu ada yang bilang ke saya “udah gede kok masih nonton kartun.Eitts…jangan salah di dalam film kartun ada hikmah yang bisa kita petik.Seperti kutipan yang dikutip dari film Naruto Shipudden.

Saya jadi teringat dengan kata-kata Jiraiya di film Naruto karya Masashi Kishimoto yang berbunyi :

“ Saya adalah Manusia yang hidup dengan keyakinan bahwa setiap cobaan dan penderitaan yang saya alami adalah sebuah cara untuk menempa saya menjadi manusia yang lebih kuat “

Jadi seberat apapun cobaan dan penderitaan yang Anda alami adalah cara Indah bagi Tuhan untuk membuat kita menjadi lebih kuat.Jangan marah menghadapi cobaan dan takdir yang kita hadapi yang tidak sesuai dengan keinginan kita.Nasehat ini juga saya berikan kepada teman saya yang ayah dan ibunya telah meninggal dunia dan cukup berhasil untuk memotivasi teman saya tersebut


Award ini saya berikan kepada siapa saja yang belum memiliki award ini.sebagai salam persahabatan,dengan persyaratan :

1.Memberikan award ini ke teman blogger lainnya, minimal satu orang. Hal ini akan menjadikan antar sahabat saling menyapa sehingga memberikan efek silaturahim yang memperpanjang umur, InsyaAllah.

2.Menuliskan minimal satu kalimat motivasi atau kalimat penyemangat atau nasihat yang memacu pikiran positif untuk kita semua. Boleh mengutip dari kata-kata motivator dunia ataupun dari manapun, asal disebut sumbernya ya.. Tapi kalau punya kalimat sendiri atau nasihat dari orang tua/teman/saudara yang ingin dibagi, pastinya boleh juga..

Kamis, 12 Januari 2012

orangtua yang memiliki anak ABK

MEMAHAMI & MEMBANTU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS  

Anak adalah anugerah Tuhan yang begitu indah. Kehadirannya begitu dinanti bukan saja oleh ayah dan ibunya, namun juga kakek-neneknya, tante-omnya, sepupunya, dan keluarga besar lainnya. Tidak ada orang tua atau siapapun yang menginginkan anaknya kekurangan satu apapun. Namun bagaimana bila sang Khalik berkehendak lain? Bagaimana bila anak kita adalah anak berkebutuhan khusus? Apa yang harus kita lakukan untuk memberikan semangat hidup untuk dirinya? Dan bagaimana meniupkan semangat kita untuk mengayomi anak titipanNya tersebut?
Dariyah berusaha menahan air matanya. Diagnosa dokter mengatakan bahwa Anlien, puteri semata wayangnya mempunyai kemampuan pendengaran yang minim. Ibu muda berusia 33 tahun itu harus menerima kenyataan bahwa anaknya seorang tuna rungu. Belum pernah terbayangkan. Dariyah masih belum menerima kenyataan hingga sekitar 3 bulan lamanya. Namun begitu dia berusaha memberikan apa yang dibutuhkan Anlien. Seiring waktu, Dariyah berusaha menata diri dan mulai menerima kekurangan dari Anlien yang masih berusia 2,5 tahun itu. Selang 5 tahun setelah kelahiran Anline,  Mia, puteri keduanya didiagnosa dokter sebagai anak autis. Adanya gangguan perkembangan yang dialami Mia itu membuat dirinya terlambat untuk berbicara. Ditambah anak berusia 4 tahun itu mempunyai kebiasaan tertentu yang lebih banyak asyik dengan dirinya sendiri dan kurang bersoalisasi. Pada masa kesedihan itu, Dariyah dan suaminya Lili  sering saling menyalahkan. Padahal mereka paham benar bahwa sampai saat ini autis belum diketahui penyebab pastinya. Kemudian secara bertahap mereka belajar tentang autis dan berusaha memenuhi kebutuhan buah hatinya itu.
Syukurlah, secara bertahap mereka mengikuti Mia terapi yang dibutuhkannya sehingga banyak kemajuan yang dialami bocah berparas cantik itu untuk hidup jauh lebih normal. Itu baru sebagian pengalaman orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Masih banyak lagi orang tua yang memiliki pengalaman lebih ’dahsyat’ dari peristiwa hidup di atas. Tidak bisa dihindari bahwa kehadiran anak berkebutuhan khusus dapat memengaruhi ikatan kedua orang tuanya. Apakah ikatan antara ayah dan ibunya semakin kompak dan saling mendukung, ataukah malah runtuh, bercerai-berai serta saling menyalahkan. Semoga tidak yang terakhir.
Sebagai orang yang beriman dan memiliki akal sehat, hendaknya kita dapat memetik segala hikmah dari apa yang diberikan Sang Pencipta kepada kita semua. Diharapkan justru keberadaan anak-anak kita tersebut dapat menjadi ladang amal buat semua. Tidak ada kata pesimis untuk kita sebagai orang tua. Karena setiap anak adalah unik. Setiap anak berhak memperoleh kasih sayang dan bimbingan akhlak dan ilmu semesta lainnya sesuai kemampuan masing-masing.
Berikut ini semoga merupakan proses ideal buat orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Semoga dapat menjadi masukan yang berarti, Amin.  
*      Bersedih dan menangislah Kesedihan merupakan satu hal yang sangat manusiawi.  Karena menjadi suatu hal yang aneh bila orang tua tersenyum bahkan tertawa geli bila mendengar anaknya tidak bisa mendengar, atau tidak bisa melihat, lumpuh layu, atau memiliki kekurangan fisik atau mental lainnya. Jadi jangan takut untuk mengeluarkan air mata, itu menandakan rasa cinta kita kepada apa yang sudah Allah berikan pada kita, yakni anak kita sendiri. Percayalah..Tuhan Maha Tahu apa yang sudah digariskanNya. Ada rahasia yang Dia berikan pada setiap kehidupan manusia. Berpikirlah positif bahwa Dia begitu percaya kalau Anda dan pasangan sanggup memberikan limpahan kasih sayang yang besar kepada anak yang sudah dititipkanNya;

*       Memberi waktu bersedih Lalu..sebagai manusia yang beriman, kesedihan tidak perlu berlebihan dan berkepanjangan. Kita perlu mengaturnya sedemikian rupa yang kemudian mulai menata diri untuk memikirkan langkah terbaik selanjutnya;

*      Saling Mendukung Langkah pertama bebenah diri adalah dengan membawa serta pasangan untuk mendiskusikan hal-hal terbaik untuk membantu sang buah hati. Jangan sibuk sendiri.  Selain pasangan, libatkan pula kakak-adiknya, kakek-nenek, om-tante, dan tetangga sebelah untuk mengetahui kondisi sang buah hati;

*      Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang yang dibutuhkan sang buah hati Hindari mitos, pernyataan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan hal-hal yang berbau mistik. Kumpulkan, kliping, dan jilid berbagai informasi penting tentang penyakit, atau gangguan yang dialami anak. Selain itu, cari tahu metode penyembuhan yang pasti dan terapi yang berguna untuk anak melalui buku, internet, seminar, talkshow maupun dokter spesialis;

*      Berikan alat dan terapi yang sesuai kebutuhan anak Bila anak butuh alat pendengaran, maka carilah alat yang sesuai dengan kebutuhannya. Bila sang anak butuh terapi atau metode penyembuhan secara berkala, maka lakukanlah dengan seksama. Jangan lupa konsultasikan dengan dokter, psikolog atau  ahlinya sebelum melakukan hal-hal tersebut. Bila anda berasal dari keluarga berkekurangan, cari informasi tentang lembaga atau yayasan mana saja yang dapat membantu dan memberikan fasilitas cuma-cuma untuk sang anak;  

*      Gali Bakat dan Minat Anak Bukan tidak mungkin anak yang dianggap ’kurang’ justru memiliki kelebihan khusus yang tidak dimiliki oleh anak pada umumnya. Jadi, gali terus bakat dan minatnya! Bila sang anak menyukai melukis, sediakan dia kanvas, buku, kuas, cat, dan lain yang dibutuhkannya. 

*      Jangan menutup diri Ikuti komunitas sharing para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sama dengan yang dialami anak kita. Komunitas ini sangat berguna untuk saling mendukung dan memberi informasi terbaru tentang kebutuhan anak. Jangan ikuti komunitas yang kumpulannya cuma bisa berkeluh kesah’ya. . Selain itu, tetap bersosialisasi dengan tetangga sebelah kanan, kiri, depan dan  belakang. Biarkan anak bebas keluar rumah dan mendapati lingkungan luar tempat tinggalnya;  

*      Ikhlas dan Optimis Ini adalah langkah per tama dan terakhir yang wajib dimiliki para orang tua. Ikhlaskan segala peristiwa hidup yang kita alami padaNya. Kelahiran, kematian, sakit, jodoh, rejeki, dan segalanya sudah Dia yang mengatur, maka ikhlaskanlah. Tak lupa, selalu optimis! Yakinlah, Anda, pasangan, dan anak anda dapat menjalaninya dengan baik-baik saja,@


Rabu, 11 Januari 2012

kiat mempercepat perkuliahan

Kiat mempercepat perkuliahan :

1. usaha lahiriah & batiniah
2. bisa membagi waktu
3. serius dalam belajar
4. kehadiran
5. tugas-tugas mandiri terstruktur
6. tugas-tugas mandiri pribadi/individu
7. tugas kelompok
8. pendekatan diri kepada Allah lebih dari segala-galanya
9. setiap perbedaan memberikan hikmah

lahirnya muhammadiah

Kelahiran Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan pemurnian  sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.

Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah”  dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad.  Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw,  yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam.  Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.”

Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas  dan merupakan menifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah  dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan  modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif.

Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat.

Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui  shalat istikharah (Darban, 2000: 34). Artinya, pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.

Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah”  (kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum.

Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”.  Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah: a. menyebarkan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan b. memajukan hal Agama kepada anggauta-anggautanya.”.

Terdapat hal menarik, bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914 ditambah dengan kata ”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam ”Statuten Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 (yakni: Statuten Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun 1931, Tahun 1931, dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud Persyarikatan ini yaitu: a. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran  Igama di Hindia Nederland, dan b. Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya.

 Dalam pandangan Djarnawi Hadikusuma, kata-kata yang sederhana tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam sedang dalam kelemahan dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran Islam yang sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada umumnya untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk mengajarkannya, dalam suasana yang maju dan menggembirakan.
Pada AD Tahun 1946 itulah pencantuman tanggal Hijriyah (8 Dzulhijjah 1330) mulai diperkenalkan. Perubahan penting juga terdapat pada AD Muhammadiyah tahun 1959, yakni dengan untuk pertama kalinya Muhammadiyah mencantumkan ”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II., dengan kalimat, ”Persyarikatan berasaskan Islam”. Jika didaftar, maka hingga tahun 2005 setelah Muktamar ke-45 di Malang, telah tersusun  15 kali  Statuten/Anggaran Dasar Muhammadiyah, yakni berturut-turut tahun 1912, 1914, 1921, 1934, 1941, 1943, 1946, 1950 (dua kali pengesahan),  1959, 1966, 1968, 1985,  2000, dan 2005.  Asas Islam pernah dihilangkan dan formulasi tujuan Muhammadiyah juga mengalami perubahan pada tahun 1985 karena paksaan dari Pemerintah Orde Baru dengan keluarnya UU Keormasan tahun 1985. Asas Islam diganti dengan asas Pancasila, dan tujuan Muhammadiyah berubah menjadi ”Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud  masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala”. Asas Islam dan tujuan dikembalikan lagi ke ”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dalam AD Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta.

Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari.  

Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas, memiliki cita-cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan  kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad.

Mengenai langkah pembaruan Kyai Dahlan, yang merintis lahirnya Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby Darban (2000: 31) menyimpulkan hasil temuan penelitiannya sebagai berikut:”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan ingin membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah, membersihkan  cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam, ia merombak taklid untuk kemudian memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”.

Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” ialah dalam merintis pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36).

 Lembaga pendidikan  Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam “modern” itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum. Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda.

Pembaruan Islam yang cukup orisinal dari Kyai Dahlan dapat dirujuk pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah momumental ini dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi transformatif”, karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ”hablu min Allah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal” yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini.

Kyai Dahlan juga peduli dalam memblok umat Islam agar tidak menjadi korban misi Zending Kristen, tetapi dengan cara yang cerdas dan elegan. Kyai mengajak diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan antara Al-Quran sebagai Kitab Suci umat Islam dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat Islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya”, sehingga Kyai pendiri Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwa diskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di masjid (Jainuri, 2002: 78) .

Kepeloporan pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak  berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‘Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan.

Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas dari Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ”feminisme” seperti berkembang sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian melahirkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan.

Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, menurut Djarnawi Hadikusuma (t.t: 69) telah menampilkan Islam sebagai ”sistem kehidupan mansia dalam segala seginya”. Artinya, secara Muhammadiyah bukan hanya memandang ajaran Islam sebagai aqidah dan ibadah semata, tetapi merupakan suatu keseluruhan yang menyangut akhlak dan mu’amalat dunyawiyah. Selain itu, aspek aqidah dan ibadah pun harus teraktualisasi dalam akhlak dan mu’amalah, sehingga Islam benar-benar mewujud dalam kenyataan hidup para pemeluknya. Karena itu, Muhammadiyah memulai gerakannya dengan meluruskan dan memperluas paham Islam untuk diamalkan dalam sistem kehidupan yang nyata.

Kyai Dahlan dalam mengajarkan Islam sungguh sangat mendalam, luas, kritis, dan cerdas. Menurut Kyai Dahlan, orang Islam itu harus mencari kebenaran yang sejati, berpikir mana yang benar dan yang salah, tidak taklid dan fanatik buta dalam kebenaran sendiri, menimbang-nimbang dan menggunakan akal pikirannya tentang hakikat kehiduupan, dan mau berpikir teoritik dan sekaligus beripiki praktik (K.R. H. Hadjid, 2005).

Kyai Dahlan tidak ingin umat Islam taklid dalam beragama, juga tertinggal dalam kemajuan hidup. Karena itu memahami Islam haruslah sampai ke akarnya, ke hal-hal yang sejati atau hakiki dengan mengerahkan seluruh kekuatan akal piran dan ijtihad.
Dalam memahami Al-Quran, dengan kasus mengajarkan Surat Al-Ma’un, Kyai Dahlan mendidik untuk mempelajari ayat Al-Qur’an satu persatu ayat, dua atau tiga ayat, kemudian dibaca dan simak dengan tartil serta tadabbur (dipikirkan): ”bagaimanakah artinya? bagaimanakah tafsir keterangannya? bagaimana  maksudnya?  apakah ini larangan dan apakah kamu sudah meninggalkan larangan ini? apakah ini perintah yang wajib dikerjakan? sudahkah kita menjalankannya?” (Ibid: 65).  Menurut penuturan Mukti Ali, bahwa model pemahaman yang demikian dikembangkan pula belakangan oleh KH.Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah yang dikenal luas dan mendalam ilmu agamanya, lulusan Al-Azhar Cairo, cerdas pemikirannya sekaligus luas pandangannya dalam berbagai masalah kehidupan.

Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan.

Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
(a) Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam  tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
(b) Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
(c) Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
(d) Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme; dan
(e) Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam,  serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia  yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (Junus Salam, 1968: 33).

Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut:
(1) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam;
(2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern;
(3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan
(4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar  (H.A. Mukti Ali, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990:  332).

Kendati menurut sementara pihak Kyai Dahlan tidak melahirkan gagasan-gagasan pembaruan yang tertulis lengkap dan tajdid Muhammadiyah bersifat ”ad-hoc”, namun penilaian yang terlampau akademik tersebut tidak harus mengabaikan gagasan-gagasan cerdas dan kepeloporan Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, yang untuk ukuran kala itu dalam konteks amannya sungguh merupakan suatu pembaruan yang momunemntal.

Ukuran saat ini tentu tidak dapat dijadikan standar dengan gerak kepeloporan masa lalu dan hal yang mahal dalam gerakan pembaruan justru pada inisiatif kepeloporannya.
Kyai Dahlan dengn Muhammadiyah yang didirikannya terpanggil untuk mengubah keadaan dengan melakukan gerakan pembaruan.

 Untuk memberikan gambaran lebih lengkap mengenai latarbelakang dan dampak dari kelahiran gerakan Muhammadiyah di Indonesia, berikut pandangan James Peacock (1986: 26), seorang antropolog dari Amerika Serikat yang merintis penelitian mengenai Muhammadiyah tahun 1970-an, bahwa:  ”Dalam setengah abad sejak berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu tumbuh dengan cara yang berbeda di bermacam macam daerah.  Hanya di Indonesia saja gerakan pembaharuan Muslimin itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur. Pada permulaan abad ke-20 terdapat sejumlah pergerakan kecil kecil, pembaharuan di Indonesia bergabung menjadi beberapa gerakan kedaerahan dan sebuah pergerakan nasional yang tangguh, Muhammadiyah. Dengan beratus-ratus cabang di seluruh kepulauan dan berjuta-juta anggota yang tersebar di seluruh negeri, Muhammadiyah memang merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah ada di Asia Tenggara.

Sebagai pergerakan yang memajukan ajaran Islam yang murni, Muhammadiyah juga telah memberikan sumbangan yang besar di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Klinik-klinik perawatan kesehatan, rumah-rumah piatu, panti asuhan, di samping beberapa ribu sekolah menjadikan Muhammadiyah  sebagai lembaga non-Kristen dalam bidang kemasyarakatan, pendidikan dan keagamaan swasta yang utama di Indonesia. ‘Aisyiah, organisasi wanitanya, mungkin merupakan pergerakan wanita Islam yang terbesar di dunia. Pendek kata Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang utama dan terkuat di negara terbesar kelima di dunia.”.

Kelahiran Muhammadiyah secara teologis memang melekat dan memiliki inspirasi pada Islam yang bersifat tajdid, namun secara sosiologis sekaligus memiliki konteks dengan keadaan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia yang berada dalam keterbelakangan. Kyai Dahlan melalui Muhammadiyah sungguh telah memelopori kehadiran Islam yang otentik (murni) dan berorientasi pada kemajuan dalam pembaruannya, yang mengarahkan hidup umat Islam untuk beragama secara benar dan melahirkan rahmat bagi kehidupan. Islam tidak hanya ditampilkan secara otentik dengan jalan kembali kepada sumber ajaran yang aseli yakni Al-Qur‘an dan Sunnah Nabi yang sahih, tetapi juga menjadi kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia dari serba ketertinggalan menuju pada dunia kemajuan.

Fenomena baru yang juga tampak menonjol dari kehadiran Muhammadiyah ialah, bahwa gerakan Islam yang murni dan berkemajuan itu dihadirkan bukan lewat jalur perorangan, tetapi melalui sebuah sistem organisasi.  Menghadirkan gerakan Islam melalui organisasi merupakan terobosan waktu itu, ketika umat Islam masih dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih mengandalkan kelompok-kelompok lokal seperti lembaga pesantren dengan peran kyai yang sangat dominan selaku pemimpin informal.

Organisasi jelas merupakan fenomena modern abad ke-20, yang secara cerdas dan adaptif telah diambil oleh Kyai Dahlan sebagai “washilah” (alat, instrumen) untuk mewujudkan cita-cita Islam, mem-format gerakan Islam melalui organisasi dalam konteks kelahiran Muhammadiyah, juga bukan semata-mata teknis tetapi juga didasarkan pada rujukan keagmaan yang selama ini melekat dalam alam pikiran para ulama mengenai qaidah “mâ lâ yatimm al-wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib”, bahwa jika suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa alat, maka alat itu menjadi wajib adanya.  


Lebih mendasar lagi, kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam melalui sistem organisasi, juga memperoleh rujukan teologis sebagaimana tercermin dalam pemaknaan/penafsiran Surat Ali Imran ayat ke-104, yang memerintahkan adanya  “sekelompok orang untuk mengajak kepada Islam, menyuruh pada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar”. Ayat Al-Qur‘an tersebut di kemudian hari bahkan dikenal sebagai ”ayat” Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‘an Surat Ali Imran 104 tersebut ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran “transendensi” yang  mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid  semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan  “humanisasi” (mengajak pada serba kebaikan) dan “emanisipasi” atau “liberasi” (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau Modernisme Islam di Indonesia.
http://www.suara-muhammadiyah.or.id